A. LATAR BELAKANG
Sejalan dengan perkembangan dunia pendidikan, perguruan tinggi merupakan lembaga pendidikan formal yang mengembangkan amanah untuk menciptakan masyarakat akademik yang cakap ilmu dan juga menjadi wakil untuk melakukan perubahan sosial. Perguruan tinggi secara formal merupakan pendidikan lanjutan yang mempunyai perbedaan yang cukup mendasar dengan pendidikan formal sebelumnya, yaitu sekolah lanjutan atas (SLA), MA maupun SMU/SMK. Perbedaan proses pembelajaran antara perguruan tinggi dan sekolah lanjutan atas sejak dini harus diperkenalkan kepada mahasiswa baru, tentunya memerlukan adaptasi terhadap lingkungan dan budaya baru yang ditempatinya.
Penyelenggaraan ospek yang berlandaskan pada SK Dirjen Dikti No. 38/DIKTI/Kep/2000 tentang Pengaturan Kegiatan Penerimaan Mahasiswa Baru di Perguruan Tinggi, pada dasarnya bertujuan untuk memberikan pengenalan awal bagi mahasiswa baru, baik berkenaan dengan sejarah kampus, lembaga-lembaga yang ada di kampus, jenis kegiatan akademik, sistem kurikulum, cara pembelajaran yang efektif di perguruan tinggi, para pemimpin universitas, fakultas dan dosen. Orientasi Studi Pengenalan Kampus (OSPEK) bagi mahasiswa baru, merupakan kegiatan yang penting di berbagai perguruan tinggi, meskipun dengan nama yang berbeda-beda (Afandi, 2000).
Tampaknya aktivitas ospek masih menonjolkan eksploitasi fisik dan mental, bahkan tidak sedikit mahasiswa tiap tahunnya menjadi korban kolonial yang tetap dipertahankan dalam dunia pendidikan. Sangat disayangkan memang jika mahasiswa yang seharusnya mengedepankan intelektualitas, daya nalar, serta berpikir kritis melakukan tindakan yang tidak wajar karena sebenarnya masih banyak cara yang ditempuh tanpa mengandalkan kekerasan fisik. Ospek pada awalnya digagas sebagai inisiasi mahasiswa baru yang intinya memperkenalkan sistem pendidikan tinggi, cara belajar mandiri, serta ciri khas masing-masing perguruan tinggi, sekaligus sebagai wahana perkenalan awal antara sesama mahasiswa baru sehingga dapat lebih mempererat penyadaran insaniah. Namun demikian, pelaksanaan ospek ternyata rawan kekerasan.
Segala tindakan yang memberikan efek negatif ataupun mental dapat dimasukkan dalam kekerasan. Perintah dari senior yang terkadang aneh dan tidak mendidik seringkali menjadi bumbu pelaksanaan ospek, semakin aneh tugas yang diberikan, mereka semakin dianggap kreatif. Hal itulah yang sangat rawan terjadi pada ospek mulai dari hukuman fisik sampai keluarnya kata-kata yang tidak sopan.
Contohya pada September 2001, salah satu mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta di wilayah Jawa Barat mengalami penganiayaan. Ia adalah calon mahasiswa jurusan Manejemen Informatika yang saat mengikuti kegiatan ospek Jumat silam, meminta kepada panitia untuk istirahat lantaran kelelahan. Alasannya penyakit yang diderita pemuda berusia 19 tahun tadi kambuh. Biasanya, saat kambuh, secara spontan melakukan tindakan yang ganjil. Misalnya tanpa sadar meminta uang. Hal tersebut kontan membuat panitia berang. Tak berpikir panjang, sejumlah panitia langsung memukuli korban beramai-ramai lantaran menganggap calon mahasiswa itu mabuk.
Pada tahun 2004, lebih dari 4 orang calon mahasiswa di salah satu Perguruan Tinggi di Makassar yang sedang mengikuti kegiatan OSPEK jatuh pingsan karna kelelahan sehingga korban dilarikan ke RS. Wahidin Sudirohusodo.
Pada tahun 2005, masih di salah satu Perguruan Tinggi di Makassar 2 orang calon mahasiswa baru saat kegiatan OSPEK terpaksa harus dilarikan ke Rumah Sakit. Salah satu dari keduanya mengalami pergeseran tulang rahang akibat ditendang oleh seniornya.
Dan kemudian pada Februari 2009 meninggalnya Dwiyanto Wisnugroho, seorang mahasiswa Geodesi ITB saat mengikuti OSPEK, menyisakan duka mendung bagi dunia pendidikan. Kegiatan yang digelar oleh Ikatan Mahasiswa Geodesi (IMG) ini sebetulnya termasuk illegal, karena sejak 1995 dilarang kampus ITB. Mahasiswa baru ketika mengikuti OSPEK dipaksa berjalan dari Dago menuju desa Pagerwangi, Lembang. Nah, ditengah simpang siur penyebab meninggalnya korban. Belum lagi korban yang berjatuhan di STPDN dan perguran tinggi lainnya.
Melihat akibat yang ditimbulkan ospek, maka wajar bila banyak pihak yang menilai kegiatan tahunan tersebut sama sekali tidak membawa manfaat bagi mahasiswa baru khususnya dan bagi civitas akademika umumnya. Tidak heran kalau kemudian banyak pihak pula yang menolak dan menuntut agar kegiatan ospek dihapuskan. Penilaian negatif tersebut tentu saja tidak dapat diluruskan dengan hanya menggunakan bahasa verbal bahwa ospek sesungguhnya sangat penting untuk menghantarkan dan mengadaptasikan mahasiswa baru pada tradisi kehidupan kampus sehingga mereka tidak akan mengalami kesulitan yang berarti saat mengikuti proses perkuliahan kelak.
B. PEMBAHASAN
Materi yang akan diberikan dalam PPA ini meliputi ke-Universitasan, ke-Fakultasan, Ormawa tingkat Universitasan-jurusan, dan UKM. Kegiatan PPA ini dilaksanakan dengan strategi yang bervariasi, seperti interactive lecturing, resitasi, diskusi kelompok kecil dan diskusi kelompok besar, atau juga dalam bentuk pembelajaran individual dan kolaboratif. Dengan strategi ini diharapkan mahasiswa baru (peserta) terlibat aktif dalam proses PPA pada setiap sesi, sehingga mahasiswa baru benar-benar dapat memahami setiap materi yang disampaikan.
1. Tahap Pra Kegiatan
2. Tahap Pelaksanaan Kegiatan
3. Tahap Pasca Kegiatan
Sebelum pelaksanaan PPA para peserta yang akan mengikuti PPA diperkenankan untuk mendaftarkan diri mereka di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum. Pendaftaran dimulai sekitar awal Juni dan berakhir pada tanggal 10 Agustus 2009. Kegiatan ini merupakan kegiatan wajib bagi calon mahasiswa baru apabila tidak dapat mengikuti kegiatan ini maka ia diwajibkan mengulang kembali di tahun berikutnya. Pada tanggal 16 Agustus 2009 para calon peserta diberi bekal seputar peraturan-peraturan yang akan dibawa pada waktu pelaksanaan PPA dari sini sudah tercium bau perploncoan yang dilakukan panitia PPA FH. Pada waktu pembekalan seluruh peserta diwajibkan mebawa hal-hal sebagai berikut :
a. Cocard berbentuk segi-delapan dengan diameter 20cm
b. Pita merah putih sebanyak 17 mengelilingi cocard
c. Mengenakan tas dari karung dan tali dari raffia
d. Mengenakan blangkon, kacamata hitam, dasi kupu-kupudan kain putih diikat dikepala bertuliskan cita-cita
a. Mengenakan jilbab putih
b. Mengenakan rok hitam kain dan kemeja putih
c. Sepatu pan tofel
a. Mengenakan kemeja putih dan celana kain
b. Sepatu pan tofel
Kegiatan PPA dimulai tanggal 18 Agustus 2009. Pukul 06.00 sudah banyak mahasiswa dengan seragam anehnya di tempat parkir FH UMS. Mereka datang pagi-pagi sekali karena takut dimarahi senior karena telat. Jadwal kegitan sesungguhnya dimulai pukul 06.30. Tepat pukul 06.30 kami dikumpulkan dilapangan, baru hari pertama kami sudah dibentak-bentak oleh tim persidangan berbaju merah. Kami pun lari terbirit-birit menuju lapangan dengan tas karung dan atribut bodoh lainnya.
Pada hari kedua, sluruh peserta diberi tugas untuk membawa makanan namun lauknya harus belut digoreng lurus. Saya sendiri sebagai pserta bingung apa manfaat dari membawa makanan itu kalau toh sebagai bekal untuk dimakan kenapa mesti yang aneh-eneh. Beruntung teman saya mempunyai ide menggoreng belum lurus dengan lidi, saya pun terbebas dari hukuman. Banyak peserta yang tidak membawa belut digoreng lurus, kebanyakan membeli belut yang sudah dalam kemasan di took-toko. Saya dapat memaklumi hal itu karena PPA berakhir pukul 18.00 WIB sehingga mereka pun hanya memiliki sedikit waktu untuk memperoleh belut hidup. Tidak sedikit peserta yang nasibnya beruntung seperti saya karena teman saya kebetulan tetangganya penjual belut.
Di akhir kegitan para senior meminta maaf atas perlakuan-perlakuan yang tidak menyenangkan selama PPA berlangsung. Para calon mahasiswa yang resmi menjadi mahasiswa FH UMS waktu itu berjabat tangan dengan para senior. Tetap saja beban mental karena dipermalukan dihadapan orang banyak masih terngiang di masing-masing diri peserta. Belum lagi adanya korban yang berjatuhan dirasa sangat merugikan
Kami mahasiswa FH UMS setelah kegiatan PPA beropini yang sama. Yang diraskan tiap-tiap peserta adalah capek dan tidak mau mengulang lagi. Apabila PPA bertujuan untuk membentuk etika dan moral mahasiswa tetap saja tidak ada perubahan yang menonjol pada diri tiap-tiap peserta yang mengikuti PPA, namun ada pula yang merasakan manfaatnya ketika berhadapan dengan dosen pada saat materi. Apabila PPA bertujuan pula sebagai program mengenalan akademik, tetap saja banyak mahasiswa yang masih kebingungan terhadap jadwal kuliah.
Suatu kegiatan pasti ada kelebiahan dan kekurangan alangkah baiknya kita sebagai orang bijak meminimalkan yang buruk bahkan mencegah yang buruk untuk memperoleh kebaikan.
C. PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang saya peroleh dari data dan pengamatan diatas adalah :
1. Kegitan OSPEK atau yang disebut PPA oleh panitia FH UMS belum keseluruhannaya membentuk etika dan moral para peserta PPA yang merupakan calon mahasiswa FH UMS
2. Faktor pendukung dan penghambat kegiatan
a. Faktor pendukungnya ialah adanya materi-meteri tentang pengenalan program akademik yang disampaikan para dosen FH UMS dalam kegiatan diluar kelas. Hal ini sangat bermanfaat bagi para peserta sebagai pemanasan awal sebelum mengikuti perkuliahan
b. Faktor penghambatnya ialah para senior yang bertindak berlebihan pada calon mahasiswa dirasa tidak ada manfaat bagi para peserta. Hal tersebut merupakan wujud pembodohan bagi para calon mahasiswa sebagai agen perubahan. Perploncoan merupakan tindakan yang tidak manusiawi bahkan karena adanya kewenangan senior terhadap juniornya mrngakibatkan korban berjatuhan.
B. Saran
Pemberian informasi mengenai lingkungan kampus dan sekitarnya dapat dilakukan dalam satu matakuliah umum dalam beberapa kali pertemuan, yang kemudian ditindaklanjuti dengan kegiatan-kegiatan dalam kelompok yang dipandu dan difasilitator oleh mahasiswa yang lebih senior. Dinamika kelompok kecil akan lebih terasa dibandingkan kelompok besar, sehingga keakraban antar mahasiswa dalam kelompok maupun antar kelompok pun akan semakin terjalin dengan baik.
Hal yang menyenangkan akan selalu diingat sebagai kenangan yang menyenangkan pula, dan tidak menimbulkan trauma.
Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
BalasHapusNama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut
You should see how my colleague Wesley Virgin's story starts with this SHOCKING and controversial video.
BalasHapusAs a matter of fact, Wesley was in the military-and soon after leaving-he unveiled hidden, "MIND CONTROL" secrets that the government and others used to get everything they want.
As it turns out, these are the EXACT same methods many famous people (notably those who "became famous out of nothing") and the greatest business people used to become rich and successful.
You've heard that you only use 10% of your brain.
That's because the majority of your brain's power is UNCONSCIOUS.
Maybe this expression has even occurred INSIDE OF YOUR very own brain... as it did in my good friend Wesley Virgin's brain about 7 years back, while driving an unlicensed, trash bucket of a car with a suspended driver's license and with $3.20 on his debit card.
"I'm very fed up with going through life paycheck to paycheck! Why can't I turn myself successful?"
You took part in those types of questions, ain't it right?
Your own success story is waiting to be written. All you have to do is in YOURSELF.
Watch Wesley Virgin's Video Now!